BRI Ubah Lahan Timbunan Sampah Jadi Lahan Urban Farming BRInita Bersama Warga Tuminting

BRInita BRI
Program BRInita (Bertani di Kota) di Kelurahan Tuminting, Kecamatan Tuminting, Kota Manado. (Foto: Dok. BRI)

Cekisu.com    Program BRInita (Bertani di Kota) merupakan salah satu wujud nyata dan tanggung jawab sosial BRI dalam mendukung perbaikan ekosistem lingkungan.

Program yang dilaksanakan di berbagai wilayah di Indonesia ini mengusung konsep bertani yang memanfaatkan lahan minim di wilayah padat pemukiman atau perkotaan. Salah satunya di Kelurahan Tuminting, Kecamatan Tuminting, Kota Manado.

Bacaan Lainnya

Ketua Lingkungan 4, Kelurahan Tuminting Max Pagamus mengatakan lahan yang dimanfaatkan tersebut sebelumnya merupakan lahan kosong yang dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga. Lantaran mengganggu lingkungan dari sisi kebersihan dan keindahannya, lahan tersebut pun dimanfaatkan untuk dijadikan tempat bercocok tanam atau urban farming.

“Dulunya tempat ini adalah lahan timbun, tempat masyarakat membuang sampah. Lalu sekarang dibangun menjadi tempat pembibitan,” ujar Max.

Ia menjelaskan kalau Lahan Ekosistem Urban Farming yang ada di Kelurahan Tuminting saat ini pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat setempat.

“Jadi memang lahan ini ada karena dikelola oleh masyarakat. Tujuan pembangunan tempat ini agar masyarakat dapat menjalankan kegiatan bercocok tanam yang hasilnya nanti dapat disalurkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar,” kata Max.

Di lahan berukuran 10×30 meter di Tuminting Lingkungan IV tersebut, masyarakat membudidayakan tanaman hortikultura, seperti cabe rawit (rica), cabe merah keriting, tomat, hingga beraneka ragam sayuran. Di antaranya terong, timun, labu, dan pakcoy. Ada juga sereh, kunyit, kemangi, jahe dan tanaman bibit buah seperti kedondong, jeruk, dan alpukat.

Selain itu, masyarakat juga membudidayakan ikan lele dan mujair. Khusus lele, warga menempatkannya di wadah seperti ember.

Program BRInita (Bertani di Kota) di Kelurahan Tuminting, Kecamatan Tuminting, Kota Manado. (Foto: Dok. BRI)

Terbantu oleh BRInita

Max menyebut, BRInita di Lingkungan IV, Tuminting, Manado dapat membantu perekonomian masyarakat secara umum dan secara khusus dapat menjadi wadah bagi warga untuk bercocok tanam.

“Jadi memang dapat membantu perekonomian masyarakat, misalnya yang dulunya masyarakat ke pasar membawa uang Rp5-10 ribu untuk kebutuhan dapur, sekarang nggak perlu mengeluarkan setiap hari karena ada urban farming. Selain mendapatkan makanan sehat tanpa pestisida, Masyarakat juga dapat menghemat pengeluaran karena tidak perlu belanja,” ujar Max.

Sementara itu terpisah, Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto menjelaskan dalam pelaksanaan program BRI Peduli menjadikan peraturan pemerintah sebagai landasan dan ISO 26000 sebagai panduan pelaksanannya.

Program BRI Peduli berorientasi pada empat pilar yaitu sosial, lingkungan, ekonomi, serta hukum dan tata kelola.

Melalui BRI Peduli, perseroan terus mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungannya, salah satunya dengan menyalurkan program-program yang secara nyata dapat mendorong perbaikan ekosistem lingkungan.

Program BRInita menjadi salah satu komitmen nyata BRI bagi pelestarian lingkungan di tengah kota yang memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman.

Program ini kata Catur tidak hanya di satu titik saja, tetapi di 21 titik yang tersebar di Indonesia. Dengan bantuan infrastruktur yang diberikan, harapannya program ini secara kontinyu dapat terus berjalan.

“Sehingga menjadi wadah positif bagi masyarakat. Kisah inspiratif yang ditunjukkan warga Warga Kelurahan Tuminting Manado diharapkan dapat ditiru dan diadopsi oleh kelompok-kelompok lainnya,” ujar Catur.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *