Cekisu.com – BRI fokus mendorong penyaluran kredit. Di tengah kondisi perekonomian pasca pandemi Covid-19, memberikan dampak pada perbaikan kinerja perbankan.
Konsumsi dan daya beli masyarakat yang meningkat mendorong kenaikan permintaan kredit. Sehingga dana bank kini mulai dialokasikan lebih besar untuk memperkuat penyaluran kredit.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengalami peningkatan penyaluran kredit di paruh pertama 2023. Hal tersebut berdampak kepada posisi kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) di BRI yang menurun jika dibandingkan posisi akhir tahun 2022 lalu.
Senior Executive Vice President Treasury & Global Service BRI Achmad Royadi mengatakan penurunan kepemilikan SBN di perbankan juga terlihat dari data yang dikeluarkan DJPPR Kementerian Keuangan.
Dari data tersebut menunjukkan terdapat penurunan sebesar Rp116.9 triliun per 17 Juli 2023.
Achmad menjelaskan, meski menurun, reprofiling portofolio SBN BRI tetap dilakukan dengan memperhatikan pergerakan pasar dan proyeksi kebutuhan likuiditas jangka pendek.
“Pembelian SBN di semester I tahun 2023 telah turun sebesar 65.8% apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022. Hal tersebut dikarenakan fokus perusahaan yang terus mendorong penyaluran kredit di tahun ini,” jelas Achmad.
Porsi Kepemilikan SBN Menurun
Tak hanya itu, menurutnya penempatan dana pada SBN hingga akhir tahun masih akan terus dilakukan sebagai bagian dari strategi optimalisasi imbal hasil aset bank. Namun, penempatan pada SBN akan tetap memperhatikan pergerakan kebutuhan likuiditas dan pasar.
Penyaluran kredit tetap menjadi prioritas penempatan dana bank di tahun 2023 yang diproyeksikan dapat tumbuh double digit sejalan dengan proyeksi pemerintah.
Penempatan pada SBN dilakukan atas likuiditas yang belum tersalurkan ke sektor kredit dengan mempertimbangkan maturity gap aset dan liabilitas.
Menurut Achmad Royadi pertumbuhan kredit ditargetkan dapat menyentuh di kisaran 10% hingga 12% pada tahun ini. Hal ini didukung dengan kondisi ekonomi makro Indonesia yang masih kondusif dan terus bertumbuh.
Meski demikian untuk memperkuat kondisi yang semakin baik tersebut, BRI tetap menerapkan strategi konservatif dengan mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai. Hal ini sebagai salah satu mitigasi risiko terhadap kondisi perekonomian kedepan yang masih menantang.***